Diterbitkan pada 28 Oktober 2024
Food hypersensitivity merupakan reaksi berlebihan sistem imun terhadap komponen makanan.
Reaksi ini ditandai dengan meningkatnya produksi antibodi IgG di dalam tubuh dan dapat menyebabkan berbaga masalah kesehatan. 15% protein yang dikonsumsi tidak dicerna sempurna, termasuk antigen makanan.
Reaksinya biasa terjadi beberapa jam atau hari kemudian. Alergen dari bahan makanan dapat menembus sel-sel saluran pencernaan (esophagus sampai usus) dan memasuki aliran darah, dan meningkatkan produksi IgG dan terbentuk komplek antigen-antibodi. Reaksi umumnya berupa reaksi inflamasi pada berbagai organ tubuh, terutama pada saluran pencernaan (yang memberikan efek mual, makanan tersangkut, sakit perut, dan sakit/kesulitan ketika menelan), kulit, ginjal, telinga, sinus, kepala, paru dan sendi. Diperkirakan sebanyak 20% dari populasi manusia memiliki alergi/ sensitivity terhadap bahan makanan.
Gangguan akibat dari makanan kepada seseorang dapat beragam. Ada orang yang tidak bergejala, tetapi ada pula orang yang mengalami reaksi yang tidak diinginkan. Penyebabnya juga beragam, ada yang bersifat toksin (mikroba, bahan toksis, psikogenik) dan ada yang non toksin. Penyebab non toksin dibedakan lagi, yang tidak perantarai oleh reaksi imunologik adalah food intolerance (karena ketiadaan enzim, adanya bahan aditif, atau farmakologis) dan yang diperantarai oleh reaksi imunologi (melalui jalur IgE yaitu Food allergy ) dan tanpa IgE, tetapi dengan IgG yaitu food sensitivity)
Perbedaan Food Sensitivity vs Food Allergy
Makanan yang dikonsumsi terus menerus mungkin mengandung zat allergen yang menyebabkan Food Sensitivity merupakan ‘alergi tersembunyi”. Akumulasi alergen dari makanan mungkin berdampak pada berbagai organ tubuh dan mengganggu kesehatan , suasana batin (mood), dan psikologis seseorang. Satu jenis allergen dapat menyebabkan beberapa macam gangguan, oleh karena itu seringkali sukar membedakan apakah gangguan itu disebabkan oleh Food Sensitivity ataukah oleh penyebab lain.
Faktor – faktor berperan terhadap Food Sensitivity adalah genetik, bahan alergen ( dari makanan atau lingkungan), permeabilitas usus, gangguan pencernaan, ketidakseimbangkan mikroba usus, dan kekurangan nutrisi tertentu.
Merupakan pemeriksaan untuk mengidentifikasi makanan yang berpotensi menimbulkan masalah dan membantu untuk memperbaiki kesehatan secara keseluruhan dengan mengurangi reaksi imun yang tidak diinginkan terhadap makanan.
Zat alergen dapat masuk dengan cara di telan, dihirup, atau diserap melalui kulit. Di saluran cerna yang sehat jumlah allergen yang dapat menembus barier mukosa amat terbatas. Tetapi pada kondisi tertentu misalnya adanya stress, toksin, mikroba, obat-obatan, malnutrisi organ, kebanyakan makanan dapat menyebabkan peradangan (inflamasi) dan mengubah struktur sel- sel mukosa usus menjadi lebih renggang (longgar), permeabilitas usus meningkat , yang memudahkan zat alergen masuk menembus permukaan saluran cerna dan menyebar ke pembuluh darah , dikenal dengan syndrome “ usus bocor” (leaky gut syndrome).
Faktor penyebab leaky gut syndrome:
Manfaat tes food spesific IgG, antara lain sebagai acuan untuk :
Diagnosis Food Sensitivity Oral Food Challenge (OFC)
Panel Makanan 216 Alergen
Gluten Containing Cerea, Gluten Free Cereal & Alternative Food, Daging, Dairy & Telur, Buah-buahan, Herbal & Rempah-rempah, Kacang & biji-bijian, Sayuran, Polong, Selada, Jamur, Ikan dan Makanan Laut, dll.
Interpretasi Hasil
Note : Hasil tes tidak boleh dipakai secara ekslusif untuk mengubah pola makan, tetapi harus diasosiasikan dengan gejala klinis.
Referensi
Bagikan Artikel Ini
Don’t miss out on good titled
Parahita Diagnostic Center © 2022 | PT. CITA MULIA