Diterbitkan pada 28 Oktober 2024
#CHECKFAKTA
IGRA adalah pemeriksaan untuk mendiagnosis infeksi M.Tuberculosis secara tidak langsung dengan pengukuran Interferon gamma yang berperan dalam pengaturan respon imun yang diperantarai oleh sel T (Cell Mediates Immunity) terhadap infeksi M Tuberculosis.
Pemeriksaan IGRA mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Saat ini ada dua metode IGRA yang sudah mendapatkan approval dari FDA sejak 2001 yaitu QuantiFERON TB Gold In-Tube (QFT-GIT) dan SPOT –TB test (T-Spot), Kedua Kit tersebut mengukur respon seluler, memiliki prinsip kerja yang sama namun berbeda dalam teknik pengerjaannya.
Spesimen darah akan dicampur dan dipajankan dengan antigen dari M.Tuberculosis. Limfosit T CD4, CD8 dan NK cell dari pasien yang terinfeksi M.Tuberculosis akan menghasilkan Interferon – gamma (IFN-y).
QFT-GIT mengukur jumlah IFN-y yang dihasilkan saat darah terpajan dengan antigen, sedangkan SPOT –TB test menghitung dan mengukur jumlah sel yang menghasilkan IFN-y yang membentuk spot. Pada metode QFT-GIT, Interferon yang terbentuk akan dibandingkan dengan Interferon pada tabung kontrol, dibaca dan diukur memakai metodologi ELISA (enzyme linked immunosorbent assay).
Pada metode SPOT –TB test (T-Spot), Spot atau bintik yang terbentuk dari sel yang menghasilkan interferon, dibaca, dihitung, dan dibandingkan dengan spot pada kontrol, memakai metodologi ELISPOT (enzyme-linked immunospot)
IGRA Untuk Diagnosis TB Laten
Menurut pedoman Internasional Standar for Tuberculosis Care tahun 2013, pemeriksaan IGRA bermanfaat untuk mendiagnosis adanya TB laten. Pada TB laten, tes tuberkulin atau tes IGRA biasanya hasil positif, tetapi hasil foto toraks normal, serta hasil periksaaan dahak dan XpertMTB/ Rif negatif. Deteksi LTBI sangat diperlukan pada kelompok high priority untuk mencegah transmisi dan juga mencegah perkembangan penyakit.
IGRA Untuk Diagnosis TB Laten pada Anak
IGRA berperan dalam diagnosis TB pada anak, terutama yang tidak bisa mengeluarkan dahak. Pemeriksaan IGRA memiliki spesifisitas yang sangat baik (lebih tinggi dibandingkan dengan TST (Tuberculin Skin Test) , terutama pada individu yang divaksinasi BCG) dan tidak terpengaruh oleh vaksinasi BCG sebelumnya.
IGRA Untuk Diagnosa TB Ekstra Pulmonal
Pemeriksaan IGRA untuk diagnosis M.tb ekstra paru menujukan baik sensitivitas dan PPV sebesar 87,7% dan 83,3%, karena itu bisa digunakan sebagai penunjang diagnosis. Nilai spesifisitasnya 63% menunjukan bahwa hasil IGRA negatif tidak dapat mengecualikan kemungkinan TB ekstra paru. Modalitas lainnya masih diperlukan untuk mengkonfirmasi.
TST dan IGRA sebaiknya digunakan sebagai alat untuk mendiagnosis infeksi M.Tubeculosis. Pemeriksaan tersebut dapat digunakan untuk tujuan surveillance atau untuk mengidentifikasi orang-orang yang mendapatkan manfaat dari pengobatan termasuk orang – orang dengan atau akan memiliki risiko yang meningkat untuk infeksi TB atau progresi ke arah TB aktif jika terinfeksi.
IGRA sebaiknya dilakukan dan diinterpretasikan menurut protokol yang sudah ditetapkan menggunakan format yang sudah disetujui oleh FDA. Sama seperti TST, IGRA secara umum sebagiknya tidak digunakan untuk memeriksa orang yang memiliki risiko rendah baik terhadap infeksi maupun progresi ke arah TB aktif jika terinfeksi (kecuali untuk orang-orang yang tampaknya memiliki risiko yang meningkat dikemudian hari).
RUJUKAN
Bagikan Artikel Ini
Don’t miss out on good titled
Parahita Diagnostic Center © 2022 | PT. CITA MULIA