Diterbitkan pada 19 Desember 2024
Surabaya--Parahita deteksi dini Diabetes pada ratusan pelajar SAIM
Inisiasi program pencegahan diabates dan obesitas pada anak masih menjadi tantangan tersendiri di Indonesia dan menjadi pekerjaan rumah bersama semua pihak, mulai keluarga, sekolah, masyarakat dan tenaga kesehatan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi obesitas di Indonesia meningkat dari 10,5 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018, termasuk pada anak-anak. Sementara itu, data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan, prevalensi diabetes tipe 1 pada anak-anak telah meningkat 70 kali lipat dalam kurun waktu 2010 hingga 2023. Kasus terbanyak tercatat di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, terutama pada kelompok usia 10-14 tahun.
Kepedulian terhadap meningkatnya kasus diabetes dan obesitas pada anak-anak mendorong Parahita Diagnostic Center untuk bekerja sama dengan Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya untuk melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan kepada 543 pelajar tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).
Direktur Parahita Diagnostic Center Mizan Tamimy Sulthon mengatakan, ”Obesitas dan diabetes merupakan dua masalah yang semakin sering ditemukan pada anak-anak usia sekolah. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental, sosial, dan kualitas hidup anak secara keseluruhan,” ujar Mizan di sela pemeriksaan pada pelajar SAIM, Selasa, 17 Desember 2024. Mizan menjelaskan bahwa “Selain meningkatkan risiko penyakit jantung, gangguan pernapasan, masalah tulang dan sendi, dan pubertas dini, ada dampak psikologis, yakni anak obesitas sering mengalami stigma sosial, ejekan atau perundungan yang dapat menyebabkan rendahnya kepercayaan diri, depresi, dan kecemasan,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SD SAIM Lilis Kurniawati mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan Parahita Diagnostic Center ingin mengetahui, apakah anak-anak terutama TK dan SD kelas 1-3 sudah bertumbuh fisiknya sesuai dengan tahapan tumbuh kembang usianya atau belum.
”Karena memang kami cukup concern terhadap proses tumbuh kembang anak secara fisik. Bagaimanapun tumbuh kembang di aspek yang lain itu pasti modalitasnya dari fisik dulu. Dengan pemeriksaan ini, kita jadi bisa tahu kendala apa yang dialami anak-anak, serta kesiapan anak-anak untuk menuju ke tahapan perkembangan yang selanjutnya sudah siap atau belum,” ungkapnya.
Lilis menyebut, nantinya orang tua akan mendapatkan report hasil pemeriksaan lengkap dengan saran dan rekomendasi kesehatan secara online dengan melalui aplikasi Hai Parahita. Selain itu, tim Parahita juga menyediakan tenaga dokter untuk orang tua dapat berkonsultasi tentang hasil pemeriksaan kesehatan yang sudah dilakukan bagi anak-anaknya.
Sebagai penutup di akhir kegiatan Mizan menambahkan bahwa “Parahita Diagnostic Center sebagai #TemanSehat ingin mengajak sekolah menjadikan pemeriksaan kesehatan siswa sebagai agenda rutin kedepannya. Karena anak-anak yang sehat memiliki potensi lebih besar untuk mencapai prestasi akademis yang baik, memiliki energi yang cukup untuk berpartisipasi dalam kegiatan fisik, dan mampu mengembangkan kemampuan sosial yang positif”.
Bagikan Artikel Ini
Don’t miss out on good titled
Parahita Diagnostic Center © 2022 | PT. CITA MULIA